Seberapa jauhkah Tuhan dapat memahami saya? Seberapa besarkah Tuhan peduli dengan pergumulan dan penderitaan saya? Pertanyaan ini mungkin tengah berkecamuk dalam diri anda. Sayangnya, sebelum kita menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang seperti itu, mereka yang yang membutuhkan jawaban, akan menyerah dan berakhir dengan rasa kecewa dan kemudian hubungannya dengan Tuhan pun akan semakin renggang.
Berikut ini adalah kisah dari seorang pendeta bernama Daryl Witmer.
Di minggu pagi saat saya sedang di rawat di rumah sakit selama 8 bulan (1984-1985) karena mengalami Guillan Bare Syndrome, para perawat menawarkan saya untuk membawa saya ke kapel rumah sakit. Pada waktu itu saya sedang berada di ruang ICU sedang mengalami kelumpuhan dan bahkan tidak bisa menarik nafas saya sendiri. Para perawat menempatkan saya di kursi roda dan memutuskan hubungan dengan mesin bantu pernafasan saya. Perawat Julie yang menemani saya, membantu pernafasan saya dengan pompa manual secara perlahan sembari kami berjalan perlahan menuju kapel di lantai dua. Saya tak mempedulikan lagi khotbah yang dibawakan pada pagi itu. Yang saya ingat adalah rasa tak enak dan keinginan saya untuk kembali ke tempat tidur saya. Hanya itu saja yang saya ingat, sampai kemudian saat lagu penutupan dilantunkan, saya sangat terharu mendengarnya. Tuhan Yesus peduli sewaktu aku sakit. Saat aku berbeban berat, tak dipedulikan dan jalanku sukar. Sebagai pendeta aku sering memimpin jemaatku untuk menyanyikan lagu ini selama bertahun-tahun. Tapi tak pernah satu katapun dari hymne Frank Graeff's itu menyentuhku seperti yang aku dengar pada Minggu pagi di Eastern Maine Medical Center. Air mata meleleh membasahi pipi sewaktu aku mendengar mereka menyanyikan refrain lagu itu... O,ya,Ia Peduli!HatiNya disentuh oleh tangisanku.Saat hariku berat, malam muram ku tahu Penyelamatku peduli!Ia Peduli!... Lirik lagu yang sederhana telah menguatkanku dalam menghadapi penyakit ini selama berminggu-minggu, bahkan kebenaran yang disampaikanNya melebihi dari semua obat-obatan yang diberikan di tempat itu.
Sebuah kisah lain, yang menceritakan kepedulian Yesus ada dalam Lukas 7:11-17, ketika Yesus dalam perjalananNya tiba-tiba berpapasan dengan serombongan pelayat yang sedang mengantar jenasah seorang anak muda. Anak tunggal dari seorang janda. Karena belas kasihNya, Yesus kemudian berbicara kepada ibu anak itu dan melakukan perkara mujizat dengan membangkitkan anaknya dari kematian. Yesus peduli dan Ia mau membuktikan kasihNya pada setiap anda dan saya. Selebar tanganNya yang telah terentang di atas kayu salib untuk memikul penderitaan dosa manusia, menyerahkan nyawaNya untuk kita semua. Ya,Ia peduli dan mampu merasakan setiap perasaan anda saat ini, lalu mengapa kita seringkali berpikir untuk mengabaikan dan meragukanNya?? (15.02.2009)
Diolah dari berbagai sumber.
Berikut ini adalah kisah dari seorang pendeta bernama Daryl Witmer.
Di minggu pagi saat saya sedang di rawat di rumah sakit selama 8 bulan (1984-1985) karena mengalami Guillan Bare Syndrome, para perawat menawarkan saya untuk membawa saya ke kapel rumah sakit. Pada waktu itu saya sedang berada di ruang ICU sedang mengalami kelumpuhan dan bahkan tidak bisa menarik nafas saya sendiri. Para perawat menempatkan saya di kursi roda dan memutuskan hubungan dengan mesin bantu pernafasan saya. Perawat Julie yang menemani saya, membantu pernafasan saya dengan pompa manual secara perlahan sembari kami berjalan perlahan menuju kapel di lantai dua. Saya tak mempedulikan lagi khotbah yang dibawakan pada pagi itu. Yang saya ingat adalah rasa tak enak dan keinginan saya untuk kembali ke tempat tidur saya. Hanya itu saja yang saya ingat, sampai kemudian saat lagu penutupan dilantunkan, saya sangat terharu mendengarnya. Tuhan Yesus peduli sewaktu aku sakit. Saat aku berbeban berat, tak dipedulikan dan jalanku sukar. Sebagai pendeta aku sering memimpin jemaatku untuk menyanyikan lagu ini selama bertahun-tahun. Tapi tak pernah satu katapun dari hymne Frank Graeff's itu menyentuhku seperti yang aku dengar pada Minggu pagi di Eastern Maine Medical Center. Air mata meleleh membasahi pipi sewaktu aku mendengar mereka menyanyikan refrain lagu itu... O,ya,Ia Peduli!HatiNya disentuh oleh tangisanku.Saat hariku berat, malam muram ku tahu Penyelamatku peduli!Ia Peduli!... Lirik lagu yang sederhana telah menguatkanku dalam menghadapi penyakit ini selama berminggu-minggu, bahkan kebenaran yang disampaikanNya melebihi dari semua obat-obatan yang diberikan di tempat itu.
Sebuah kisah lain, yang menceritakan kepedulian Yesus ada dalam Lukas 7:11-17, ketika Yesus dalam perjalananNya tiba-tiba berpapasan dengan serombongan pelayat yang sedang mengantar jenasah seorang anak muda. Anak tunggal dari seorang janda. Karena belas kasihNya, Yesus kemudian berbicara kepada ibu anak itu dan melakukan perkara mujizat dengan membangkitkan anaknya dari kematian. Yesus peduli dan Ia mau membuktikan kasihNya pada setiap anda dan saya. Selebar tanganNya yang telah terentang di atas kayu salib untuk memikul penderitaan dosa manusia, menyerahkan nyawaNya untuk kita semua. Ya,Ia peduli dan mampu merasakan setiap perasaan anda saat ini, lalu mengapa kita seringkali berpikir untuk mengabaikan dan meragukanNya?? (15.02.2009)
Diolah dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar