Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi (Yohanes 9:6)
Dalam Alkitab sering ditemukan mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus dengan pola yang tidak sama. Ada 10 orang kusta yang sembuh ketika di tengah jalan (Luk. 17:11-19); ada orang lumpuh yang sembuh seketika itu juga (Yoh. 5:12); ada anak pegawai yang sembuh pada jam ketika Yesus mengatakan, “pergilah anakmu hidup” sekalipun Yesus tidak ada di tempatnya (Yoh. 4:46-54); ada mujizat kebangkitan Lazarus setelah sekian lama menunggu Yesus datang; dan selanjutnya diceritakan ada orang buta disembuhkan dengan cara Yesus mengoleskan tanah yang dicampur ludahNya ke mata orang buta tersebut. Tentunya ini tidak lazim, tetapi itulah yang Yesus buat. Dia punya kedaulatan penuh untuk menolong seseorang dengan caraNya sendiri.
Disadari atau tidak dalam menghadapi masalah kadang hal yang terjadi tidak sesuai dengan konsep kita. Kita mungkin berkata kepada Tuhan, “khan seharusnya begini..., seharusnya ini tidak terjadi, Tuhan,” dan lain sebagainya. Iingatlah bahwa Dia punya cara khusus dan Dia tahu persis apa yang terbaik untuk kita. Kita tidak bisa mengkotakkan pola Yesus menolong kita dalam otak kita yang “hanya sebesar bak pao”.
Harus diakui bahwa pikiran kita terbatas menyelami rencana dan cara Tuhan menolong kita. Sikap yang dibutuhkan di sini adalah iman dan kerendahan hati kita menyerahkan semua kepada kedaulatan Tuhan dalam melaksanakan rencana-Nya. Marilah kita menyerahkan rencana pribadi kita dan masa depan kita dalam kedaulatan Tuhan.
RT/22.03.2009
0 komentar:
Posting Komentar