“Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.” (1 Kor. 12:10b)
Pada bulan Mei yang lalu telah diuraikan mengenai Pribadi Roh Kudus dan bagaimana hidup dipenuhi denganNya. Dalam Surat Pastoral bulan Juni ini dan Juli yang akan datang akan banyak menuliskan tentang The Gifts (karunia-karunia Roh Kudus). Hal ini penting karena karunia-karunia Roh Kudus diberikan untuk menolong kita hidup semakin produktif melampaui batas-batas kemampuan manusiawi kita guna membangun tubuh Kristus.
Perlu diketahui bahwa ada banyak karunia-karunia yang dibicarakan dalam Alkitab namun dalam tulisan ini hanya akan mengambil karunia-karunia seperti yang terdapat dalam 1 Korintus 12:8-12. Di antara karunia-karunia yang diberikan Roh Kudus ada karunia berkata-kata dengan bahasa roh dan karunia menafsirkan bahasa roh tersebut.
Harus dipahami bahwa karunia bahasa roh bukanlah kepandaian ilmu bahasa (dalam hal ini tidak perlu ada sekolah bahasa roh), melainkan suatu karunia khusus dari Roh Kudus (12:11). Demikian juga bahasa roh bukan hanya suara-suara yang tak berarti yang bersifat kesurupan. Ketika orang berbahasa roh bahasa tersebut tidak dapat dimengerti oleh akal bila tidak ada yang menafsirkan (12:14), bahasa roh tersebut berfungsi sebagai bahasa doa kepada Tuhan dan dapat membangun diri sendiri. Tetapi lebih dari pada alangkah baiknya ada yang menafsirkan untuk menyampaikan pesan Tuhan sehingga jemaat dibangun (14:4-5).
Keindahan bahasa roh bisa dinikmati oleh diri sendiri (ketika tidak ada yang menafsirkan). Dalam hal ini ketika dalam pertemuan jemaat sebaiknya berdiam diri dan hanya boleh berkata-kata kepada diri sendiri dan Allah (14:28). Keindahan bahasa roh bisa juga dinikmati oleh jemaat bila ada yang menafsirkan. Itu sama nilainya dengan nubuat untuk membangun jemaat (14:5). Untuk itu terimalah karunia tersebut dengan iman dan alami keindahannya (rt/7.6.2009).
0 komentar:
Posting Komentar