Diposting oleh GKPB - Garut

Change will not come
if....
we wait for some other person or some other time.
We are the ones we've been waiting for.
We are the change that we seek.


Barrack Obama

Memulai Hidup Positif.

Diposting oleh GKPB - Garut

  • Berpikir positif. Pikiran kita sangatlah berkuasa! Dengan pikiran kita bisa menghancurkan hidup kita, dan dengannya kita juga dapat membangun hidup. Kita dapat mengubah mengubah hidup dengan mengubah sikap berpikir kita. Orang yang berpikiran positif tahu bahwa hal-hal besar dapat diciptakan dari hal-hal yang kecil. Dan mereka dapat menguasai masalah, sebab mereka percaya bahwa masalah adalah kesempatan untuk mengalami mujizat.
  • Sikap percaya positif. Kita perlu keluar dari kebiasaan pola pikir lama kita sendiri dan memiliki kepercayaan kepada Tuhan. "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5). Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan! Percaya adalah kekuatan dari hidup yang positif. Dengan percaya, seseorang dapat merubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kita perlu tahu bahwa tidak ada keberhasilan di luar Tuhan. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3: 5-6).
  • Gaya hidup yang antusias dan optimis. Orang yang berhasil dalam hidupnya adalah orang-orang yang antusias. "Bersukacitalah senantiasa." (1 Tesalonika 5: 16).
  • Berkata-kata positif. Janganlah kita berbicara soal kegagalan. Janganlah kita juga mengeluarkan perkataan yang berisi keluhan. Buanglah berkata-kata negatif tentang orang lain. "Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi." (Yakobus 3:9-10). Kata-kata positif akan menciptakan situasi yang penuh damai sejahtera.
  • Bersikap positif. Milikilah sikap positif untuk mengatasi kebencian, ketakutan, kepahitan, kekecewaan, kekhawatiran dan hal-hal negatif lainnya."Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang." (1Tesalonika 5:15). "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)

4.10.2009

Diposting oleh GKPB - Garut

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.(Yeremia 17:8).

Positif

Diposting oleh GKPB - Garut

Kehidupan kita selalu diperhadapkan kepada dua pilihan, yaitu positif atau negatif, berkat atau kutuk, kehidupan atau kematian. Semua orang pasti ingin memilih hasil yang positif daripada negatif. Namun kehidupan yang kita jalani tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kadang-kadang hal-hal yang negatif menurut kita, ternyata dapat menghasilkan hal positif (Roma 8:28). Yang bisa menentukan hasil yang positif atau negatif bagi kita ternyata bukanlah keadaannya, namun sikap kita dalam menghadapinya.

Yeremia dalam pasal 17:8 mengatakan walau ia menghadapi tahun penuh kekeringan namun ia tidak kuatir, karena ia percaya kepada Tuhan dan telah menanamkan akar pohon kehidupannya kepada Tuhan. Jikalau Tuhan mengijinkan tahun kekeringan menimpa kita, bagaimanakah sikap positif yang harus kita kembangkan?

  • Mengucap Syukur ( Efesus 5:20 dan 1 Tesalonika 5:18 )Kita harus selalu senantiasa mengucap syukur atas apapun yang terjadi di dalam kehidupan kita. Di saat keadaan sulit, lihatlah kehidupan kita, temukanlah kebaikan Tuhan yang telah Ia lakukan di dalam hidup kita, dan mulailah mengucap syukur. Kuasa pengucapan syukur akan membuka pintu bagi kita untuk memperoleh apa yang tidak kita miliki, dan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan.
  • Tetap Memiliki Pengharapan ( Ibrani 6:19 )Kuatkanlah kepercayaan kita kepada Tuhan terutama di saat kita lemah menghadapi badai hidup. Pengharapan itu seperti sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Pengharapan kepada janji Tuhan yang Ia nyatakan kepada kita melalui Firman-Nya. Jika kita kehilangan pengharapan, maka kita akan semakin lemah dan putus asa. Perkatakanlah janji Tuhan dalam hidup kita agar kita semakin kuat di dalam pengharapan kita kepada Tuhan ( Roma 8:25 ).
  • Cari Kehendak Tuhan ( 1 Samuel 30:8 )Saat mengalami keadaan terjepit, Daud tidak mencari kehendak manusia. Namun Ia mencari baju efod (baju yang dipakai oleh seorang Imam pada waktu ia mencari kehendak Tuhan). Setelah Daud mengetahui apa kehendak Tuhan barulah ia bertindak melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Seringkali di saat keadaan terjepit dan negatif, kita lebih cenderung untuk melakukan apa yang sesuai keinginan kita, tetapi Daud mengajarkan kepada kita untuk mencari dan mengutamakan kehendak Tuhan (Matius 6:9).
  • Bertindak Sesuai dengan kehendak Tuhan ( Yosua 1:8 ) Setelah kita mengetahui kehendak Tuhan, maka kita harus bertindak sesuai dengan apa yang Tuhan maksudkan bagi kita. Pemazmur mengatakan, ketika kita memegang janji Tuhan dan bertindak di dalamnya, maka kita akan berhasil dan beruntung, meskipun keadaan yang kita hadapi saat ini seolah-olah tidak baik. Jangan kita jemu-jemu untuk melakukan apa yang baik, yang sesuai dengan kehendak Tuhan, karena pada saatnya nanti kita pasti akan menuai jika tidak menjadi lemah. ( Galatia 6:9 )
Hari-hari ini milikilah sikap yang positif saat menghadapi keadaan yang negatif. Sikap positif akan membawa kita kepada kemenangan dan keberhasilan sesuai dengan tujuan Tuhan bagi kita.


4.10.2009

Sikap Hati yang Positif

Diposting oleh GKPB - Garut

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (Yeremia 17:8).


Mungkin ada di antara kita yang masih ingat tema warta awal september lalu, yaitu pohon yang tak pernah layu. Alasan mengapa pohon itu tidak pernah layu adalah karena pohon tersebut ditanam di tepi aliran air. Ini merupakan metafora dari hubungan yang erat dengan Tuhan dan secara langsung memberi dampak pertumbuhan yang sehat dan hasil yang baik, terutama bagi diri sendiri dan orang lain. Salah satu ciri orang yang menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan adalah ia memiliki sikap hati positif.


Apakah sikap hati positif yang dimaksud di sini? Nabi Yeremia menggambarkan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan memiliki prinsip yang salah satunya dalah tidak kuatir atau tidak takut akan tahun kering. Inilah sikap hati positif itu, bahwa dalam masa-masa kesulitan ia tidak perlu takut atau kuatir.


Sikap hati kuatir ini sangat berbahaya apalagi ketika dalam menghadapi kesulitan. Yesus mengatakan bahwa pada kenyataannya orang yang kuatir tidak akan menambah sehasta perjalanan hidupnya (Mat. 6:27). Ini berarti bahwa orang yang kuatir sama seperti berjalan ditempat alias tidak maju-maju, bahkan hanya akan membawa kemunduran rohani saja. Itu sebabnya dalam menghadapi hidup ini, bersama dengan Tuhan sikap hati positif itu perlu.


Sikap hati yang tidak kuatir selalu dibutuhkan apalagi dalam situasi-situasi sulit. Misalnya ketika omset dalam usaha turun, seolah tidak ada yang menolong dalam kondisi sulit, menjalankan kebijakan orang lain yang belum tentu benar, kehilangan sesuatu yang berharga seperti rumah, berupa barang, dsb. Tidak ada cara lain, agar kita memliki sikap hati positif dalam arti tidak kuatir, kita perlu mengandalkan atau bergantung kepada Tuhan.


Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang patut diandalkan. Melalui kematian dan kebangkitanNya, Ia telah merintis jalan kemenangan dan penuh berkat untuk kita.. Burung-burung di udara saja Dia pelihara, bunga bakung di padang Dia hiasi dengan keindahan, apalagi kita orang yang percaya Yesus. Untuk itu milikilah sikap hati yang positif dan serahkan kekuatiranmu kepada Tuhan maka Dia akan bertindak menolongmu.(rt/4.10.2009)

Sikap yang benar sebagai mempelai Kristus

Diposting oleh GKPB - Garut

  • Menjaga kondisi rohani kita dan berjaga-jaga senantiasa dalam doa. "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." (Lukas 21:34.36)
  • Hiduplah kudus bagi-Nya. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. (Ibrani 12:14)
  • Lebih sungguh-sungguh hidup berkenan di hadapan-Nya. Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi (1Tes. 4:1).
  • Setia dan percaya penuh akan rencana-Nya. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. (2Timotius 1:11-12)
27.09.2009

Menjadi Milik-Nya

Diposting oleh GKPB - Garut

Sebagai kepala dari tubuh-Nya, Kristus telah mengasihi jemaat dengan memberikan diri-Nya untuk menderita, bahkan sampai menyerahkan nyawa-Nya dengan mati di kayu salib bagi Anda dan saya.Jika Kristus sebagai mempelai pria telah menyerahkan diri dan nyawa-Nya, bagaimanakah sikap kita sebagai jemaat yang dikasihi-Nya? Maukah kita menyatu dalam kasih-Nya dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya?

  • Berikan hidup kita kepada-Nya. Roma 12:1 berkata, supaya kita mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan. Semua orang pasti memiliki tubuh sehingga dapat dipersembahkan kepada Tuhan sebagai ibadah yang sejati, untuk mengimbangi Kristus, yang telah menyerahkan tubuh-Nya bagi Anda dan saya sebagai gereja-Nya. Penyerahan tubuh kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya, bisa saja mengalami aniaya dan sengsara, seperti yang telah dialami Rasul Paulus dan Timotius. Mungkin untuk zaman sekarang tantangan iman kita bukan lagi aniaya secara fisik, namun bisa saja berupa pencobaan, sakit-penyakit, dan sebagainya. Namun semuanya itu jangan sampai membuat iman kita menjadi goyah (1 Tesalonika 3:3-5).
  • Kasihi Dia dengan segenap hati. Karena kasih, Kristus telah menyerahkan diri-Nya atau nyawa-Nya bagi jemaat (1 Yohanes 3:16). Inilah bukti kasih Kristus sebagai suami terhadap istri-Nya sendiri. Pengorbanan-Nya tidak dilakukan dengan terpaksa, walaupun sebelum itu Ia harus mengalami siksaan yang sedemikian rupa. Yesaya 54:5-8 mengatakan, bahwa Dia yang telah menciptakan kita, yang adalah Penebus dan disebut Allah seluruh bumi, merupakan suami kita. Dia sangat mengasihi kita, walaupun seringkali kita sebagai istri-Nya telah berlaku tidak setia kepada-Nya (Yeremia 3:20). Semuanya rela ditanggung Yesus bagi kita karena kasih sayang dan kasih setia-Nya. Dia tidak mengirim duta atau utusan untuk menyelamatkan dan menebus kita dari dosa (Yesaya 63:7-9). Seharusnyalah kita mengasihi Dia sebagai suami dan setia kepada-Nya sebagai istri-Nya.
  • Setia menjadi milik-Nya. Menjadi milik Kristus hendaknya selalu menjadi kerinduan dari tiap-tiap pribadi kita karena Kristus bukan saja mengasihi jemaat tetapi lebih dari pada itu, seperti yang diucapkan Rasul Paulus, bahwa Kristus telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 2:20). Menjadi milik Kristus berarti menjadi istri-Nya, sehingga istri adalah milik dari suami dan suami adalah milik dari istri (1 Korintus 7:2). Selain itu, istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri tetapi suaminya dan sebaliknya (ayat 4). Berarti tubuh kita sudah menjadi hak dari suami, yaitu Tuhan Yesus.


Berbanggalah Anda dan saya yang penuh dengan dosa ini, namun Tuhan pilih dan tebus kita untuk menjadi milik-Nya dan diberi tanda sebagai kepunyaan-Nya. Kristus telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diri-Nya bagi kita. Mari serahkan hidup kita hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, sang mempelai pria surga, dengan kehidupan yang terjaga tiada cacat tercela dihadapan-Nya sebagai pengantin perempuan yaitu gereja-Nya.


27/09.2009