if....
we wait for some other person or some other time.
We are the ones we've been waiting for.
We are the change that we seek.
Barrack Obama
Kehidupan kita selalu diperhadapkan kepada dua pilihan, yaitu positif atau negatif, berkat atau kutuk, kehidupan atau kematian. Semua orang pasti ingin memilih hasil yang positif daripada negatif. Namun kehidupan yang kita jalani tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kadang-kadang hal-hal yang negatif menurut kita, ternyata dapat menghasilkan hal positif (Roma 8:28). Yang bisa menentukan hasil yang positif atau negatif bagi kita ternyata bukanlah keadaannya, namun sikap kita dalam menghadapinya.
Yeremia dalam pasal 17:8 mengatakan walau ia menghadapi tahun penuh kekeringan namun ia tidak kuatir, karena ia percaya kepada Tuhan dan telah menanamkan akar pohon kehidupannya kepada Tuhan. Jikalau Tuhan mengijinkan tahun kekeringan menimpa kita, bagaimanakah sikap positif yang harus kita kembangkan?
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (Yeremia 17:8).
Mungkin ada di antara kita yang masih ingat tema warta awal september lalu, yaitu pohon yang tak pernah layu. Alasan mengapa pohon itu tidak pernah layu adalah karena pohon tersebut ditanam di tepi aliran air. Ini merupakan metafora dari hubungan yang erat dengan Tuhan dan secara langsung memberi dampak pertumbuhan yang sehat dan hasil yang baik, terutama bagi diri sendiri dan orang lain. Salah satu ciri orang yang menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan adalah ia memiliki sikap hati positif.
Apakah sikap hati positif yang dimaksud di sini? Nabi Yeremia menggambarkan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan memiliki prinsip yang salah satunya dalah tidak kuatir atau tidak takut akan tahun kering. Inilah sikap hati positif itu, bahwa dalam masa-masa kesulitan ia tidak perlu takut atau kuatir.
Sikap hati kuatir ini sangat berbahaya apalagi ketika dalam menghadapi kesulitan. Yesus mengatakan bahwa pada kenyataannya orang yang kuatir tidak akan menambah sehasta perjalanan hidupnya (Mat. 6:27). Ini berarti bahwa orang yang kuatir sama seperti berjalan ditempat alias tidak maju-maju, bahkan hanya akan membawa kemunduran rohani saja. Itu sebabnya dalam menghadapi hidup ini, bersama dengan Tuhan sikap hati positif itu perlu.
Sikap hati yang tidak kuatir selalu dibutuhkan apalagi dalam situasi-situasi sulit. Misalnya ketika omset dalam usaha turun, seolah tidak ada yang menolong dalam kondisi sulit, menjalankan kebijakan orang lain yang belum tentu benar, kehilangan sesuatu yang berharga seperti rumah, berupa barang, dsb. Tidak ada cara lain, agar kita memliki sikap hati positif dalam arti tidak kuatir, kita perlu mengandalkan atau bergantung kepada Tuhan.
Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang patut diandalkan. Melalui kematian dan kebangkitanNya, Ia telah merintis jalan kemenangan dan penuh berkat untuk kita.. Burung-burung di udara saja Dia pelihara, bunga bakung di padang Dia hiasi dengan keindahan, apalagi kita orang yang percaya Yesus. Untuk itu milikilah sikap hati yang positif dan serahkan kekuatiranmu kepada Tuhan maka Dia akan bertindak menolongmu.(rt/4.10.2009)
Sebagai kepala dari tubuh-Nya, Kristus telah mengasihi jemaat dengan memberikan diri-Nya untuk menderita, bahkan sampai menyerahkan nyawa-Nya dengan mati di kayu salib bagi Anda dan saya.Jika Kristus sebagai mempelai pria telah menyerahkan diri dan nyawa-Nya, bagaimanakah sikap kita sebagai jemaat yang dikasihi-Nya? Maukah kita menyatu dalam kasih-Nya dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya?
Berbanggalah Anda dan saya yang penuh dengan dosa ini, namun Tuhan pilih dan tebus kita untuk menjadi milik-Nya dan diberi tanda sebagai kepunyaan-Nya. Kristus telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diri-Nya bagi kita. Mari serahkan hidup kita hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, sang mempelai pria surga, dengan kehidupan yang terjaga tiada cacat tercela dihadapan-Nya sebagai pengantin perempuan yaitu gereja-Nya.
27/09.2009